ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Peristiwa G
30 S/PKI dan Penumpasannya
KAMU HARUS TAU..!! Ternyata PENUMPAS PKI adalah TOKOH BESAR yang tak asing...
A. Tindakan
persiapan PKI
Tindakan ini
dimaksudkan agar PKI memperoleh dukungan dari berbagai kalangan. Dan
tindakan-tindakan PKI tersebut diantaranya: Mengirim sukarelawan dalam
konfrontasi dengan Malaysia; Melakukan “aksi sepihak” tahun 1963, terutama di
Jawa, Bali dan Sumatra Utara dengan membagikan tanah kepada petani; Melakukan
demonstrasi, menuntut kenaikan upah di pabrik-pabrik, perusahaan, dan
perkebunan; Memberikan latihan politik dan militer kepada anggota pemuda rakyat
dan gerwani. PKI akhirnya menuntut pemerintah agar membentuk angkatan ke-5 yang
terdiri dari buruh, petani, dan nelayan yang dipersenjatai; Menghancurkan lawan
politiknya dengan jalan mendukung pemerintah untuk membubarkan Masyumi, Murba,
Manikebu (Manifesto Kebudayaan); Menyebarkan isu tentang adanya Dewan Jenderal
dalam Angkatan Darat yang akan mengambil alih kekuasaan secara paksa dengan
bantuan Amerika Serikat.
Baca Juga :
Keluarga Jenderal Ahmad Yani Tak Terima di ILC Ada Yang Bilang Tak Ada Penyiksaan
B Gerakan 30 September PKI
Gerakan 30
September 1965/PKI merupakan gerakan sekelompok militer yang menculik dan
membunuh sejumlah perwira tinggi angkatan darat. Gerakan ini dipimpin Letkol.
Untung (Komandan Batalyon I Cakrabirawa) yang dibantu oleh satu batalyon dari
Divisi Diponegoro, satu batalyon dari Divisi Brawijaya, dan orang sipil dari
pemuda rakyat. Setelah menculik dan membunuh para perwira tinggi angkatan
darat, pada tanggal 1 Oktober 1965 PKI dapat menguasai Studio RRI Pusat dan
Gedung Telekomunikasi. Letkol. Untung menyiarkan pengumuman bahwa “Gerakan 30
September” adalah gerakan kelompok militer yang bertindak untuk melindungi
Presiden Soekarno dari kudeta. Kudeta itu direncanakan oleh suatu dewan yang
terdiri atas jenderal-jenderal yang korup dan menikmati penghasilan tinggi
serta menjadi kaki tangan CIA (Agen Rahasia Amerika).
Para korban
kebiadapan PKI diangkat sebagai Pahlawan Revolusi. Berikut korban-korban
keganasan PKI:
1) Di Jakarta, para korbannya yaitu
a. Letjen. Ahmad Yani, Men/Pangad
b. Mayjen. S. Parman, Asisten I Men/Pangad
c. Mayjen. R. Suprapto, Deputi II Men/Pangad
d. Mayjen. Haryono, M.T, Deputi III Men/Pangad
e. Brigjen. D.I. Panjaitan, Asisten IV
Men/Pangad
f. Brigjen. Sutoyo Siswomiharjo, Inspektur
Kehakiman/Oditur Jenderal TNI AD
g. Lettu. Piere Andreas Tendean, Ajudan Menko
Hankam/Kepala Staf Angkatan Bersenjata
h. Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun, Pengawal
rumah Wakil P.M. II Dr. J. Leimena.
Para
jenderal itu di bawa ke Halim, dan jenderal yang masih hidup dibunuh secara
kejam. Setelah semuanya dibunuh, para korban keganasan PKI tersebut dimasukkan
dalam sebuah sumur tua yang sudah tidak dipakai lagi di Lubang Buaya.
Ada satu
Jenderal yang berhasil lolos dalam penculikan di Jakarta yaitu Jenderal Abdul
Haris Nasution yang menjabat sebagai Menteri Kompartemen Hankam/Kepala Staf
Angkatan Darat. Akan tetapi putrinya yang bernama Ade Irma Suryani tertembak
oleh gerombolan penculik.
2) Di Yogyakarta, aksi pemberontakan dipimpin
oleh Mayor Mulyono. Dan korbannya yaitu:
a. Kolonel Katamso Dharmokusumo, Komandan Korem
072 Yogyakarta
b. Letnan Kolonel Sugiyono M., Kepala Staf Korem
072 Yogyakarta
Kedua
perwira itu dibunuh di asrama Batalyon L di Desa Kentungan (di luar kota
Yogyakarta).
Menghadapi
situasi politik yang panas tersebut Presiden Soekarno berangkat menuju Halim
Perdanakusumah, dan segera mengeluarkan perintah agar seluruh rakyat Indonesia
tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan serta memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa. Mayor Jenderal Soeharto selaku Panglima Komando Strategis
Angkatan Darat (KOSTRAD) mengambil alih komando Angkatan Darat, karena belum
adanya kepastian mengenai Letnan Jenderal Ahmad Yani yang menjabat Menteri
Panglima Angkatan Darat.
C.
Pelaksanaan penumpasan G 30S/PKI baik di pusat maupun di daerah
1) Tanggal 1 Oktober 1965
Operasi yang
dipimpin Kolonel Sarwo Edhi Wibowo dapat merebut kembali RRI dan Kantor
Telkomunikasi sekitar pukul 19.00. Selanjutnya Mayor Jenderal Soeharto selaku
pimpinan sementara Angkatan Darat mengumumkan lewat RRI yang isinya sebagai
berikut: Adanya usaha usaha perebutan kekuasaan oleh yang menamakan dirinya
Gerakan 30 September; Telah diculiknya enam tinggi Angkatan Darat; Presiden dan
Menko Hankam/Kasab dalam keadaan aman dan sehat; Kepada rakyat dianjurkan untuk
tetap tenang dan waspada.
2) Tanggal 2 Oktober 1965
Operasi
RPKAD yang dipimpin Kolonel Sarwo Edhi Wibowo dan Batalyon 328 Para Kujang
berhasil menguasai beberapa tempat penting dapat mengambil alih beberapa daerah
termasuk daerah sekitar bandar udara Halim Perdanakusumah yang menjadi pusat
kegiatan Gerakan 30 September.
3) Tanggal 3
Oktober 1965
Dalam
operasi pembersihan di kampung Lubang Buaya atas petunjuk seorang anggota
polisi, Ajun Brigadir Polisi Sukitman diketemukan sebuah sumur tua tempat
jenazah para perwira Angkatan Darat dikuburkan. Mereka yang menjadi korban
kebiadaban PKI tersebut mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi.
4) Tanggal 4 Oktober 1965
Mayjen
Soeharto memimpin satuan amphibi (KKO) Korp Komando AL segera mengambil jenazah
di sumur tua kemudian diangkut ke RSAD dan disemayamkan di Mabes AD.
5) Tanggal 5 Oktober 1965
Bertepatan
dengan HUT ABRI, dilakukan pemakaman jenazah korban G 30 S/PKI di Taman Makam
Pahlawan Kalibata. Sebagai Inspektur upacara adalah Jenderal AH. Nasution.
Selanjutnya dilakukan upaya penumpasan dan pengejaran terhadap tokoh-tokoh PKI
dan pendukungnya seperti di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Solo, Wonogiri,
Klaten, Boyolali, Jawa Timur, dan Bali.
Untuk
menumpas G 30 S/PKI di Jawa Tengah, diadakan operasi militer yang dipimpin oleh
Pangdam VII, Brigadir Suryo Sumpeno. Penumpasan di Jawa Tengah memakan waktu
yang lama karena daerah ini merupakan basis PKI yang cukup kuat dan sulit
mengidentifikasi antara lawan dan kawan. Untuk mengikis sisa-sisa G 30 S/PKI di
beberapa daerah dilakukan operasi-operasi militer berikut: Operasi Merapi di
Jawa Tengah oleh RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo; Operasi
Trisula di Blitar Selatan dilakukan Kodam VIII/Brawijaya yang dipimpin Mayjen
M. Yasin dan Kolonel Witarmin; Operasi Kikis di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
Usaha-usaha
penangkapan tokoh-tokoh PKI yang terlibat G 30 S/PKI secara langsung atau tidak
langsung, antara lain: Lettu Dul Latief ditangkap di Jakarta pada 9 Oktober
1965; Kamaruzaman, Sadisman ditangkap di Jakarta; Untung Sutopo ditangkap di
Tegal pada 11 Oktober 1965; DN. Aidit ditangkap di Sambeng, Solo pada 22
November 1965. Ketika akan dibawa ke Jakarta, DN Aidit berusaha lari kemudian
ditembak di daerah Boyolali); Utomo Ramelan (Walikota Solo) juga ditangkap di
Solo dan dibawa ke Jakarta; Kol. Sakirman ditangkap di Semarang; Mayor Mulyono
ditangkap di Yogyakarta
Baca Juga :
0 Response to "KAMU HARUS TAU..!! Ternyata PENUMPAS PKI adalah TOKOH BESAR yang tak asing..."
Posting Komentar